Tentang Dosen yang Bernama Yusri Karim
Ucapan terimakasih tercurahkan kepada saudara MZ yang telah singgah di blog tercinta ini. Salam hangat buat saudara, semoga selalu mendapat berkah oleh yang Maha Kuasa.
Saudara MZ, Bapak Dr Ir Muhammad Yusri Karim Msi, atau biasa disebut pak Yusri itu orangnya ramah dan murah senyum. Kami, mahasiswanya sering kali berinteraksi langsung dengan beliau dalam perkuliahan atau pun di luar ruang kuliah. Kesimpulan sederhananya, dalam urusan akademik, ada ketegasan dalam jiwa bapak yang berperawakan kecil ini. Ia sangat dekat dengan mahasiswanya, bersamanya, apalagi di luar ruang kuliah, kadang seperti saudara saja. Tak jarang ia melontarkan lelucon atau callaan kepada mahasiswanya. Makanya, bapak satu ini hingga sekarang mampu mengawal organisasi Kelompok belajar (Aqutic Study Club Makassar) yang dirintisnya semenjak ia jadi mahasiswa tahun 1988, tepatnya pad tanggal 30 September.
Dalam kelompok itu ia berperan sebagai majelis pembina. Sejak 1988, alumni organisasi yang berkecimpung di bidang ilmu dan kemasyarakatan, khususnya studi budidaya air ini telah menyebar ke hampir pelosok-pelosok negeri. Tentunya lepasan organisasi binaannya itu bisa diandalkan. Berkat konsistensinya membina, ASCM telah menjalar hingga ke universitas lain, seperti UMI, Univ 45, Univ. Muhammadiyah Makassar. ASCM ini juga cukup memotivasi para anggotanya untuk memedulikan akademiknya. Ia sangat mewanti-wanti anggotanya agar selalu mendapatkan IP diatas 3,0.
Informasi lain tentang Yusri Karim, ia adalah lepasan Unhas sekitar tahun 1988-1990-an. Ia seangkatan atau berdekatan angkatan dengan dosen-dosen yang lain. Seperti Iqbal Djawad, Yushinta Fujaya, Irfan Ambas, Muhlis, Dodi Dharmawan, dan Bahrianto. Ia termasuk dosen yang disegani, lantaran ketekunannya dibidang ilmu, khususnya fisiologi ikan, statistik, rancangan percobaan, kultur pakan alami, dan kepiting. Ia sering kali bersama ibu Yushinta Fujaya menjadi pembimbing mahasiswa yang meneliti tentang kepiting. Setahu saya, ia sangat fokus pada studi kepiting.
Di silabus akademik, ia terdaftar sebagai pengajar fisiologi hewan air. Saat saya kuliah, ia menjelaskan mekanisme osmoregulasi pada hewan air. Hal lain yaitu dosen utama, matakuliah Rancangan Percobaan, kalau mengajar cukup mudah dimegerti, tapi kadang juga orang kebingungan. Apalagi kalau memberi tugas, dimana untuk mengerjakannya butuh waktu hingga satu malam. Jujur saja, saya sendiri kewalahan saat itu, dan akhirnya nilai yang keluar adalah nilai di bawah standar: C.
Sementara ini, ia Pak Yusri tampak sibuk mempersiapkan gelar Professornya. Seperti mengumpulkan penelitian-penelitian, sertifikat-sertifikat, dan tulisan-tulisannya. Jika saja telah berhasil menjadi Professor, ia bisa dikatakan Prof muda karena usianya belum genap 50 tahun. Menurut Darsiani, Pak Yus juga punya buku karangan sendiri yang isinya tentang budidaya kepiting.
Namun, pak Yusri, belakangan ini tampak acuh tak acuh terhadap ASCM. Nampaknya organisasi itu mengalami titik jenuhnya. Mungkinkah ini kesimpulan yang keliru? Itulah yang dapat kami katakan melihat perkembangan ASCM akhir-akhir ini yang kehilangan taringnya.
MZ, barangkali, ini saja yang dapat kami sampaikan. Mohon maaf jika masih kurang informasinya. Saran kami, sebaiknya MZ ketemu dengan orangnya langsung. Ia baik kok.
Thanks ya.. jangan bosan mampir di blog kami
Jaya Budidaya, jaya perikanan.. “Perpecto Presento By Aquakulturo”
Moderator
Saudara MZ, Bapak Dr Ir Muhammad Yusri Karim Msi, atau biasa disebut pak Yusri itu orangnya ramah dan murah senyum. Kami, mahasiswanya sering kali berinteraksi langsung dengan beliau dalam perkuliahan atau pun di luar ruang kuliah. Kesimpulan sederhananya, dalam urusan akademik, ada ketegasan dalam jiwa bapak yang berperawakan kecil ini. Ia sangat dekat dengan mahasiswanya, bersamanya, apalagi di luar ruang kuliah, kadang seperti saudara saja. Tak jarang ia melontarkan lelucon atau callaan kepada mahasiswanya. Makanya, bapak satu ini hingga sekarang mampu mengawal organisasi Kelompok belajar (Aqutic Study Club Makassar) yang dirintisnya semenjak ia jadi mahasiswa tahun 1988, tepatnya pad tanggal 30 September.
Dalam kelompok itu ia berperan sebagai majelis pembina. Sejak 1988, alumni organisasi yang berkecimpung di bidang ilmu dan kemasyarakatan, khususnya studi budidaya air ini telah menyebar ke hampir pelosok-pelosok negeri. Tentunya lepasan organisasi binaannya itu bisa diandalkan. Berkat konsistensinya membina, ASCM telah menjalar hingga ke universitas lain, seperti UMI, Univ 45, Univ. Muhammadiyah Makassar. ASCM ini juga cukup memotivasi para anggotanya untuk memedulikan akademiknya. Ia sangat mewanti-wanti anggotanya agar selalu mendapatkan IP diatas 3,0.
Informasi lain tentang Yusri Karim, ia adalah lepasan Unhas sekitar tahun 1988-1990-an. Ia seangkatan atau berdekatan angkatan dengan dosen-dosen yang lain. Seperti Iqbal Djawad, Yushinta Fujaya, Irfan Ambas, Muhlis, Dodi Dharmawan, dan Bahrianto. Ia termasuk dosen yang disegani, lantaran ketekunannya dibidang ilmu, khususnya fisiologi ikan, statistik, rancangan percobaan, kultur pakan alami, dan kepiting. Ia sering kali bersama ibu Yushinta Fujaya menjadi pembimbing mahasiswa yang meneliti tentang kepiting. Setahu saya, ia sangat fokus pada studi kepiting.
Di silabus akademik, ia terdaftar sebagai pengajar fisiologi hewan air. Saat saya kuliah, ia menjelaskan mekanisme osmoregulasi pada hewan air. Hal lain yaitu dosen utama, matakuliah Rancangan Percobaan, kalau mengajar cukup mudah dimegerti, tapi kadang juga orang kebingungan. Apalagi kalau memberi tugas, dimana untuk mengerjakannya butuh waktu hingga satu malam. Jujur saja, saya sendiri kewalahan saat itu, dan akhirnya nilai yang keluar adalah nilai di bawah standar: C.
Sementara ini, ia Pak Yusri tampak sibuk mempersiapkan gelar Professornya. Seperti mengumpulkan penelitian-penelitian, sertifikat-sertifikat, dan tulisan-tulisannya. Jika saja telah berhasil menjadi Professor, ia bisa dikatakan Prof muda karena usianya belum genap 50 tahun. Menurut Darsiani, Pak Yus juga punya buku karangan sendiri yang isinya tentang budidaya kepiting.
Namun, pak Yusri, belakangan ini tampak acuh tak acuh terhadap ASCM. Nampaknya organisasi itu mengalami titik jenuhnya. Mungkinkah ini kesimpulan yang keliru? Itulah yang dapat kami katakan melihat perkembangan ASCM akhir-akhir ini yang kehilangan taringnya.
MZ, barangkali, ini saja yang dapat kami sampaikan. Mohon maaf jika masih kurang informasinya. Saran kami, sebaiknya MZ ketemu dengan orangnya langsung. Ia baik kok.
Thanks ya.. jangan bosan mampir di blog kami
Jaya Budidaya, jaya perikanan.. “Perpecto Presento By Aquakulturo”
Moderator
buat zainil bagaimana kuliahmu kawan?.. selamat brjuang.. kami mendukungmu.. jd jangan kecewakan kami bro..
BalasHapus