BUDIDAYA MINAPADI TINGKATKAN PENGHASILAN PETANI
http://www.djpb.kkp.go.id/index.php/arsip/c/360/BUDIDAYA-MINAPADI-TINGKATKAN-PENGHASILAN-PETANI/?category_id=8
BUDIDAYA MINAPADI TINGKATKAN PENGHASILAN PETANI
Budidaya
minapadi yang dikembangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)
melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB), telah menampakkan
hasilnya. Bekerjasama dengan Food and Agriculture (FAO) dan Pemerintah
Daerah Kabupaten Sleman, KKP melaksanakan percontohan budidaya minapadi
di Dusun Kandangan, Desa Margodadi dan Dusun Cibuk Kidul, Desa
Margoluwih, Kecamatan Seyegan, Kab. Sleman.
“Hasilnya cukup memuaskan.
Lahan percontohan minapadi seluas 25 ha di dua dusun tersebut telah berhasil meningkatkan pendapatan petani. Ini dapat dijadikan contoh di daerah lain yang memiliki potensi sama seperti kawasan di Kab. Sleman, Yogyakarta ini. Dengan hasil ini, Kabupaten Sleman dapat menjadi kawasan percontohan Ketahanan pangan dan Gizi”, demikian disampaikan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, di sela-sela panen perdana ikan nila merah hasil budidaya minapadi di Dusun Kandangan, Desa Margodadi, Kec, Seyegan, Kab. Sleman, DI. Yogyakarta.
“Hasilnya cukup memuaskan.
Lahan percontohan minapadi seluas 25 ha di dua dusun tersebut telah berhasil meningkatkan pendapatan petani. Ini dapat dijadikan contoh di daerah lain yang memiliki potensi sama seperti kawasan di Kab. Sleman, Yogyakarta ini. Dengan hasil ini, Kabupaten Sleman dapat menjadi kawasan percontohan Ketahanan pangan dan Gizi”, demikian disampaikan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, di sela-sela panen perdana ikan nila merah hasil budidaya minapadi di Dusun Kandangan, Desa Margodadi, Kec, Seyegan, Kab. Sleman, DI. Yogyakarta.
Budidaya
minapadi memungkinkan untuk melakukan budidaya ikan tanpa mengubah
fungsi lahan budidaya padi. Disamping meningkatkan produktivitas lahan,
budidaya minapadi secara nyata juga meningkatkan pendapatan petani.
“Sebagai contoh adalah hasil panen perdana budidaya minapadi di lokasi
Dusun Kandangan, Desa Margodadi, Kec. Seyegan, Sleman ini. Diperkirakan,
dari 1000 m2 lahan budidaya minapadi, akan dipanen ikan nila merah
sebanyak 150 kg dan gabah padi sebanyak 900 kg. Dengan harga jual ikan
nila ukuran 5-6 ekor per kg Rp. 18 ribu per kg dan harga gabah kering
sekitar Rp. 4 ribu, maka petani akan memperoleh Rp. 6,3 juta dalam waktu
3 bulan. Ini lebih tinggi dibandingkan kalo hanya budidaya padi yang
biasanya hanya menghasilkan 700 – 800 kg gabah kering ”, papar Slamet.
Slamet
menambahkan bahwa keberhasilan budidaya minapadi di Kab. Sleman ini
juga contoh dari sinergi semua sector untuk mendukung kedaulatan pangan
dan gizi serta sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
“KKP dan Kementerian Pertanian bersinergi untuk tujuan yang sama. Di
dukung oleh badan dunia seperti FAO yang menjadikan budidaya minapadi di
Indonesia sebagai contoh bagi Negara lain. Budidaya minapadi juga
sangat sejalan dengan program KKP, sesuai arahan Menteri Kelautan dan
Perikanan, Susi Pudjiastuti, untuk membangun perikanan budidaya yang
mandiri, berdaya saing dan berkelanjutan”, terang Slamet
FAO: Tiga Kemenangan Pertanian
Selama
dua tahun terakhir, FAO telah bekerja sama dengan pemerintah Indonesia
dalam mengembangkan budidaya Minapadi, sebagai bagian dari usaha
regional untuk meningkatkan inovasi di bidang tersebut, dalam kerangka
FAO Regional Initiative “Sustainable Intensification of Aquaculture for Blue Growth in Asia Pasific,”.
Terdapat
dua kabupaten di Indonesia yang terpilih sebagai percontohan budidaya
minapadi, yaitu kabupaten Sleman Yogyakarta, dan Kabupaten Limapuluh
kota di Sumatra Barat. Total 50 hektar sawah telah dimanfaatkan menjadi
budidaya minapadi, sekitar 600.000 benih ikan telah ditebar.
FAO menggunakan pendekatan cluster
dan inovasi, yang menolong petani kecil dapat berpartisipasi dalam
pembudidayaan ini. Bersama dalam sebuah grup, petani akan terlibat
dalam seluruh proses pembudidayaan mulai dari penyiapan lahan,
pembenihan, pemberian pakan, panen, marketing sampai agro tourism.
“Budidaya
minapadi, memberikan tiga kemenangan (triple win) dalam praktik
pertanian. Minapadi dapat meningkatkan panen, meningkatkan pendapatan,
dan memperbaiki nutrisi yang berasal dari hasil panen yang berupa
beras dan ikan,” demikian disampaikan Kepala Perwakilan Mark Smulders
di sela panen ikan hari ini.
Slamet
menambahkan bahwa pendekatan cluster atau kawasan yang ditawarkan oleh
FAO juga sejalan dengan kebijakan DJPB. “Melalui pengembangan kawasan,
pembinaan, bimbingan dan juga transfer teknologi akan dengan mudah
dilaksanakan. Ini akan meningkatkan daya saing produk perikanan di
kawasan tersebut karena adanya efisiensi, serta meningkatkan kemandirian
wilayah”, pungkas Slamet
Setelah
melakukan panen di Desa Seyegan tersebut, dilaksanakan Workshop
Regional Asia yang diikuti 15 negara peserta dari Asia Pasifik, selama
dua hari , 16 – 17 Desember 2015. Workshop ini akan dimanfaatkan sebagai
wadah untuk bertukar pengalaman, pengetahuan dan praktek budidaya mina
padi di Indonesia kepada para peserta. Negara yang hadir antara lain: Bangladesh, Cambodia, China, Lao PDR, Malaysia, Myanmar, Nepal, Pakistan, Philipines, Srilanka, Thailand and Timor Leste.
Komentar
Posting Komentar
Salam; Perfecto Presento by Aquaculturo