Jangan Meniru Kepiting

Jangan Tiru Kepiting


Kepiting adalah hewan berkulit keras yang hidup sejak priode jurassic (kira-kira 200 juta tahun yang lalu). Kepiting termasuk dalam ordo decapoda (hewan berkulit keras yang memiliki 10 tungkai). Terdiri dari 4500 spesies dengan ukuran bervariasi dari 5 mm (pea crab) hingga ukuran 2 m (Japanese Spider crab). Sepanjang sejarah manusia, mereka telah ditangkap dan dijadikan makanan. Bahkan dewasa ini, kepiting tidak saja sebagai sumber makanan, tetapi lebih dari itu, mereka pun dijadikan sumber obat-obatan. Dan, karena sepanjang masa selalu bersama manusia, sebagian manusia seringkali meniru sifatnya.

Manfaat Kepiting

Kepiting adalah karunia alam yang sungguh menakjubkan. Hewan ini memiliki peranan besar dalam menyuburkan tanah di sekitarnya. Mereka membuat lubang-lubang di dasar tanah agar mahluk renik di sekitarnya mendapat suplei oksigen. Mereka juga menjadi penyubur tanah di sekitarnya karena dari kotorannya dikeluarkan asam lemak yang penting bagi kesuburan mahluk renik di sekitarnya.

Selain berperan penting bagi kesuburan lingkungannya, daging kepiting sungguh lezat dan menyehatkan. Daging kepiting mengandung nutrisi penting bagi kehidupan dan kesehatan. Makanan ini rendah dalam kandungan lemak jenuh, merupakan sumber Niacin, Folate, dan Potassium yang baik, merupakan sumber protein, vitamin B12, Phosphorous, Zinc, copper, dan Selenium yang sangat baik. Selenium diyakini berperan dalam mencegah kanker dan perusakan kromosom, juga meningkatkan daya tahan terhadap inveksi virus dan bakteri. Selain itu, Fisheries Research and Development Corporation di Australia melaporkan bahwa dalam 100 gram daging kepiting bakau mengandung 22 mg Omega-3 (EPA), 58 mg Omega-3 (DHA), dan 15 mg Omega-6 (AA) yang begitu penting untuk pertumbuhan dan kecerdasan anak.

Bukan hanya dagingnya yang mempunyai nilai komersil, kulit kepiting pun dapat ditukar dengan dollar. Kulit kepiting dijadikan bahan baku untuk produksi chitin, chitosan dan karatenoid yang dimanfaatkan oleh berbagai industri sebagai bahan baku obat, kosmetik, pangan, dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut memegang peran sebagai anti virus dan anti bakteri dan juga digunakan sebagai obat untuk meringankan dan mengobati luka bakar. Baru-baru ini juga dilaporkan bahwa chitosan dapat digunakan sebagai pengawet makanan.

Jangan Meniru Sifat Kepiting

Manfaat kepiting sungguh banyak, tidak saja sebagai sumber pangan tetapi juga bahan baku obat-obatan. Tidak saja dagingnya yang dibutuhkan manusa, tetapi juga kulitnya. Namun, jangan pernah meniru sifatnya. Menurut Andrie Wongso, seorang penulis dan trainer terkemuka, sifat kepiting sangat perlu dihindari dalam kehidupan secara umum dan terutama dalam bisnis. Beliau menceritakan suatu kisah menarik. Alkisah, seorang nelayan kepiting sedang asyik menangkap kepiting dan memasukkannya ke dalam baskom terbuka, tanpa penutup. Sang nelayan tidak khawatir kalau kepiting tangkapannya akan melarikan diri karena tahu persis sifat kepiting. Ada yang menarik dari tingkah laku kepiting-kepiting yang tertangkap itu. Mereka sekuat tenaga selalu berusaha keluar dengan menggunakan capit-capitnya yang kuat, tetapi jika ada seekor kepiting yang nyaris meloloskan diri keluar dari baskom, teman-temannya pasti akan berusaha keras untuk menarik kembali ke dasar baskom. Sebab itulah para nelayan tidak membutuhkan penutup untuk mencegah kepiting keluar dari baskom.

Tanpa disadari sifat kepiting seringkali dianut pula oleh manusia. Saat ada seorang teman berhasil mendaki ke atas atau berhasil mencapai sebuah prestasi, yang seharusnya kita ikut bahagia dengan keberhasilan itu, tetapi tanpa sadar, kita justru merasa iri, dengki, marah, tidak senang, atau malahan berusaha menarik atau menjatuhkan kembali ke bawah. Apalagi dalam bisnis atau bidang lain yang mengandung unsur kompetisi, sifat iri, tidak mau kalah akan semakin nyata dan bila tidak segera kita hindari, kita telah menjadi monster, mahluk yang menakutkan yang akhirnya akan membunuh hati nurani kita sendiri.

Masih menurut Andrie Wongso, setidaknya ada dua gelagat manusia yang mempunyai sifat kepiting, yaitu; 1. selalu sibuk merintangi orang lain yang akan menuju sukses sehingga lupa berusaha untuk memajukan diri sendiri, 2. selalu mencari dan menyalahkan pihak di luar dirinya. Akhirnya beliau menganjurkan untuk tidak perlu cemas dengan keberhasilan orang lain, tidak perlu menyimpan iri hati apalagi tindakan yang bermaksud menghalangi teman atau orang lain agar mereka tidak maju.

Karena sesungguhnya di dalam persaingan bisnis atau persaingan di bidang apapun, tidak peduli berakhir dengan kemenangan atau kekalahan, masing-masing dari kita mempunyai hak untuk sukses. Maka mari kita menghargai setiap keberhasilan orang lain, bahkan selalu siap membantu orang lain untuk mencapai kesuksesannya. Dari pada mempunyai niat menghalangi atau menjatuhkan orang lain, jauh lebih penting adalah kita siap berjuang dan mengembangkan kemampuan dan potensi diri kita seutuhnya, sehingga hasil yang dicapai akan maksimal dan membanggakan.

Message by:
Dr. Ir. Yushinta Fujaya, M.Si

Komentar

  1. salam kenal.. hoby ku makan kepiting tapi bukan kepiting yang ada di blog mas..hiiii kecil2 itu lho kepiting laut yang guede-gede.. enak dan untuk laki2 tak harus gunain viagra.. makan saja kepiting.. he he

    BalasHapus
  2. hehehe.. saya juga suka makan kepiting.. apalagi kepiting lunak.
    Ma'nyos..

    BalasHapus

Posting Komentar

Salam; Perfecto Presento by Aquaculturo

Postingan populer dari blog ini

Daftar Istilah-Istilah Perikanan

Faktor Pembatas dan Lingkungan Fisik

Energi dalam Ekologi