Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2010

Manajemen Budidaya Bivalvia untuk Mengurangi Dampak Lingkungan dari Aktivitas Budidaya Udang Intensif

Gambar
Berkembangnya budidaya udang intensif Litopenaeus vannamei akhir-akhir ini di Indonesia telah mendorong para ahli budidaya dan lingkungan untuk berpikir bagaimana agar peningkatan usaha tersebut tetap berdampak minim terhadap kemunduran mutu lingkungan di sekitarnya, terutama air buangannya. Hilangnya sumberdaya alam dan penurunan lingkungan akibat penerima dampak buangan air limbah industry budidaya udang sangat membahayakan keberlanjutan industry budidaya udang itu sendiri (Currie, 1994). Dilaporkan oleh Olivera dan Brito (2005), suatu studi di Thailand mengungkapkan bahwa 77,5% N (nitrogen) dan 86% P (fosfor) terbuang di lingkungan ketika budidaya udang intensif dioperasikan. Sementara di Honduras, pada budidaya udang semi-intensif hanya 16% N dan 10% P yang termanfaatkan oleh udang, sisanya terbuang di lingkungan perairan. Penggunaan anco (feeding tray) untuk mengecek jumlah pakan yang termakan dalam budidaya udang vaname dilakukan dalam budidaya udang vaname dilakukan dalam

Budidaya Perikanan Berkelanjutan Melalui Pemanfaatan Probiotik

Pendahuluan Budidaya perikanan telah berkembang pesat terutama dalam dua dasarwarsa terakhir. Akan tetapi perkembangan tersebut masih terkendala oleh penyakit infeksi. Peyakit infeksi merupakan penyakit yang diakibatkan oleh organisme, baik yang bersifat unisel, multisel maupun non-selular. Intensitas infeksi menjadi tinggi manakala stress lingkungan ikut terlibat di dalamnya, misalnya akibat kualitas perairan yang buruk (Holm, 1999). Sejak lama pengendalian penyakit sangat mengandalkan penggunaan antibiotic, vaksin dan senyawa kimia (desinfektan) sebagai usaha preventif dan kuratif. Peningkatan perhatian masyarakat dunia terhadap kesehatan pangan dan lingkungan, menyebabkan penolakan terhadap produk-produk yang mengandung residu antibiotic atau kimia tertentu. Sebagai alternative pengendalian penyakit infeksi, terutama secara preventif, maka salah satunya adalah penggunaan probiotik. Probiotik secara umum dapat didefenisikan sebagai makanan tambahan (suplemen) berupa sel-sel mi