PENEBARAN BENIH IKAN DI PERAIRAN UMUM DUKUNG PERIKANAN BUDIDAYA BERKELANJUTAN

PENEBARAN BENIH IKAN DI PERAIRAN UMUM DUKUNG PERIKANAN BUDIDAYA BERKELANJUTAN

Perikanan budidaya yang mandiri, berdaya saing dan berkelanjutan adalah satu tujuan pembangunan perikanan budidaya. Untuk mendukung keberlanjutan, perikanan budidaya, salah satunya adalah dengan mendorong keberlanjutan sumberdaya alam perikanan, yang saat ini telah mengalami penurunan di beberapa lokasi. Untuk itu, KKP melakukan penebaran benih ikan di beberapa perairan umum, salah satunya di Danau Toba, Sumatera Selatan.
“Dulu, banyak ikan-ikan lokal seperti ikan Tawes, Nilem, Papuyu, dan Ikan Batak yang hidup dan berkembang biak di perairan umum. Tetapi seiring dengan waktu dan cara penangkapan yang terkadang belum sesuai kaidah, populasi ikan-ikan lokal tersebut menjadi menurun. Dengan telah dikuasainya teknologi pembenihan ikan-ikan lokal tersebut, makan produksi benih yang dihasilkan dapat di restocking
atau ditebar kembali ke alam untuk memperkaya dan meningkatkan sumber daya perikanan di perairan umum. Sehingga, perairan umum baik itu sungai, danau maupun waduk dapat kembali menjadi tumpuan masyarakat sekitarnya untuk meningkatkan pendapatan dan juga gizi masyarakat”, demikian disampaikan oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, pada saat mewakili Menteri Kelautan dan Perikanan, melakukan penebaran benih ikan di kawasan Danau Toba, Sumatera Utara.
Slamet menambahkan bahwa kebutuhan benih ikan saat ini tidak hanya untuk di budidayakan, tetapi juga untuk memperkaya stok ikan di alam. ”Target produksi perikanan budidaya pada tahun 2015 yang mencapai 17,9 juta ton, diperkirakan membutuhkan kurang lebih 90 milyar ekor benih yang berasal dari 15,8 juta induk. Ini termasuk benih untuk memperkaya atau menambah stok ikan di alam, khususnya untuk jenis-jenis ikan lokal yang telah berhasil dikuasai teknologinya”, tambah Slamet.
Penebaran yang dilakukan di Danau Toba adalah sebanyak 22 ribu ekor yang terdiri dari ikan Tawes, Nila dan Mas. “Jenis-jenis ikan yang ditebar ini adalah ikan perairan umum. Melalui restocking ini, kita harapkan terjadi keseimbangan alam dan lingkungan semakin terjaga. Sehingga diperlukan juga keterlibatan masyarakat sekitar dalam menjaga lingkungan khususnya lingkungan perairan Danau Toba”, terang Slamet.
“Kami juga menghimbau kepada masyarakat sekitar Danau Toba, untuk terus mengawal usaha ini dan menjadi peraturan yang bisa diterapkan. Seperti penertiban Karamba Jaring Apung (KJA) atau zonasi dan apabila diperlukan melakukan moratorium pemasangan KJA di Danau Toba, sehingga lingkungannya dapat kembali terjaga dan berkelanjutan”, jelas Slamet
Danau Toba Geopark Dunia
Penjabat Bupati Toba Samosir, Hasiholan Silaen, mengatakan bahwa untuk menjaga populasi ikan yang ada di perairan Danau Toba, masyarakat harus menghindari penangkapan ikan ukuran kecil ataupun yang sedang bertelur. “Kalau kita secara konsisten melakukan hal tersebut, maka ikan yang di tebar akan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar”, papar nya.
“Dalam upaya memasukkan Danau Toba ke dalam salah satu Geopark Dunia, kita harus menata ulang peruntukan Danau Toba ini, sehingga lebih teratur dan rapi. Karena banyak hal yang terkait di Danau Toba ini, seperti pariwisata, transportasi, dan juga perikanan. Ini harus terpadu dan saling mendukung, sehingga sama-sama berkembang dan memberikan manfaat”, ungkapnya.
Slamet menambahkan bahwa pengelolaan perairan umum akan didasarkan kepada Culture Base Fisheries (CBF). “Kita akan bentuk kelompok-kelompok CBF untuk mengelola perikanan di perairan umum. Sebelumnya dapat diawali dengan pelatihan-pelatihan, sebagai cara pengenalan terhadap CBF. Kita harapkan melalui CBF ini, pengelolaan perikanan di perairan umum dapat mendukung perikanan budidaya yang berkelanjutan”, pungkas Slamet.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Istilah-Istilah Perikanan

Faktor Pembatas dan Lingkungan Fisik

Energi dalam Ekologi